Surah
Al-Baqarah,2 : 148 & Surah Fatir, 35:32
Ayat Al-Qur’an:
Surah Al-Baqarah,2: 148 dan Surah Fatir, 35: 32
Surah Al-Baqarah,2: 148 dan Surah Fatir, 35: 32
A. Surat Al Baqarah ayat 148
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا
فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً
إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٤٨﴾
Artinya :
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 )
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 )
Arti kata kata :
وَلِكُلٍّ an bagi tiap tiap umat
بِكُمُ اللّهُ engan/padamu Allah
وِجْهَةٌ :Kiblat جَمِيعاً :Sekalian /semua
هُوَ :Ia إِنَّ اللّهَ :Sesungguhnya Allah
مُوَلِّيهَا :Menghadap kepadanya عَلَى كُلِّ :Atas segala
فَاسْتَبِقُوا :Maka berlomba lombalah kamu شَيْءٍ :Sesuatu
الْخَيْرَاتِ :Kebaikan قَدِيرٌ :Mahakuasa
أَيْنَ مَا imana saja
تَكُونُوا :Kamu berada
يَأْتِ :Mengumpulkan
Identifikasi Tajwid:
وِجْهَةٌ :Kiblat جَمِيعاً :Sekalian /semua
هُوَ :Ia إِنَّ اللّهَ :Sesungguhnya Allah
مُوَلِّيهَا :Menghadap kepadanya عَلَى كُلِّ :Atas segala
فَاسْتَبِقُوا :Maka berlomba lombalah kamu شَيْءٍ :Sesuatu
الْخَيْرَاتِ :Kebaikan قَدِيرٌ :Mahakuasa
أَيْنَ مَا imana saja
تَكُونُوا :Kamu berada
يَأْتِ :Mengumpulkan
Identifikasi Tajwid:
1. Idgam bigunnah, yaitu huruf
tanwin bertemu wau dalam bacaan وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ
2. Izhar halqi, yaitu huruf tanwin bertemu ha dalam bacaan وِجْهَةٌ هُوَ
3. Mad Tabi`i, yaitu sebelum huruf ya bersukun hurufnya berharakat kasrah dalam bacaan مُوَلِّيهَا
4. Ikfa, yaitu huruf bertanwin bertemu huruf qaf dalam bacaan جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ
5. Mad arid lisukun, yaitu mad yang ada sebelum tanda berhenti/waqaf pada bacaan قَدِيرٌ
2. Izhar halqi, yaitu huruf tanwin bertemu ha dalam bacaan وِجْهَةٌ هُوَ
3. Mad Tabi`i, yaitu sebelum huruf ya bersukun hurufnya berharakat kasrah dalam bacaan مُوَلِّيهَا
4. Ikfa, yaitu huruf bertanwin bertemu huruf qaf dalam bacaan جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ
5. Mad arid lisukun, yaitu mad yang ada sebelum tanda berhenti/waqaf pada bacaan قَدِيرٌ
ISI KANDUNGAN
Tiap tiap umat ada kiblatnya masing
masing yang dijadikan arah untuk ibadah pada zamanya. Umat Islam menhadapkan
wajahnya dalam beribadah menuju ke arah Masjidil Haram yang di dalamnya ada
bangunan Kakbah. Umat nabi Ibrahim dan Ismail juga menghadap ke arah Kakbah
sedangkan umat Bani Izrail dan umat Nasrani menghadap ke arah Baitul Maqdis.
Allah swt memberikan ketentuan bagi setiap umat manusia dalam beribadah
kepadaNya dengan menunjukkan rah kiblat yang sudah di tentukan. Manusia yang
taat dan patuh terhadap apa yang diperintahkan Allah tentu akan melaksanakan
dengan penuh taqwa, sedangkan orang yang ingkar akan mencari dan membuat arah
kiblat sendiri sesuai dengan keinginanya.
Allah swt akan dapat menilai dan
melihat hamba hambanya yang patuh dan taat, dapat pula melihat hambanya yang
melanggar serta meninggalkan perintahnya. Manusia yang senantiasa berbuat baik
dan taat pastilah Allah akan membalasanya dengan pahala berupa Syurga,
Sedangkan manusia yang lalai dan meninggalkan perintah Allah maka tempatnya
adalah di Neraka yang apinya senantiasa menyala nyala.
Hari kiamat sebagi hari pembalasan
akan menjadi suatu masa bahwa setiap perbuatan manusia akan diminta
pertanggungjawabanya. Perbuatan baik sekecil appun pasti akan mendapat
balasanya demikian juga perbuatan buruk atau jahat sekecil apapun juga akan
mendapat balasan yang sangat adil dan setimpal. Tak ada satupun manusia di hari
kiamat yang akan dapat meloloskan diri dari pengadilan Allah swt. Kehidupan di
akhirat hakekatnya adalah kehidupan hakiki dan merupakan kehidupan yang
sebenarnya,oleh karena itu kehidupan yang sebentar di dunia ini hendaklah benar
benar digunakan dengan sebaik baiknya untuk di isi dengan amal perbuatan yang
baik. Kebahagiaan manusia di akhirat sesungguhnya ditentukan oleh kebahagiaan
di dunia ini dengan satu syarat senantiasa melakukan dan melaksanakan syariat
Allah dengan sebaik baiknya.
Allah swt sudah memberikan gambaran
dan peringatan agar manusia berhati hati dalam hidup ini sebagaimana banyak
tertuang dalam firman Allah yang berisi agar manusia berbuat baik, karena
setiap perbuatan akan kembali kepada manusia itu sendiri. Seperti disebutkan
dalam Al quran surat, Al-baqarah ayat; 25,58,83,195, Al-Maidah : 13, Al-An`am :
84, Al-A`raf : 56, Yunus: 26, dan Surat Yunus : 7
Selain firman Allah tersbut masih
banyak surat dalam Al quran yang memerintahkan untuk berbuat baik. Maka dengan
niat penuh keikhlasan hendaklah kita awali dan perbaharui hidup ini dengan niat
untuk senantiasa melakukan amal amal perbuatan yang baik.
Surat Al Fathir : 32
Surat Al Fathir : 32
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ
الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم
مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ
الْفَضْلُ الْكَبِيرُ ﴿٣٢﴾
Artinya :
Kemudian Kitab itu Kami wariskan
kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara
mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan
dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
Arti kata kata
ثُمَّ :Kemudian مُّقْتَصِدٌ :Ada
yang pertengahan
أَوْرَثْنَا :Kami wariskan سَابِقٌ :Yang lebih dulu
الْكِتَابَ :Kitab itu بِالْخَيْرَاتِ :Berbuat kebaikan
الَّذِينَ :Yang بِإِذْنِ اللَّهِ engan izin Allah
اصْطَفَيْنَا :Kami pilih ذَلِكَ هُوَ :Yang demikian itu adalah
مِنْ عِبَادِنَا iantara hamba hamba kami الْفَضْلُ :Karunia
فَمِنْهُمْ :Lalu diantara mereka الْكَبِيرُ :Yang amat besar
ظَالِمٌ :Menganiaya
لِّنَفْسِهِ iri mereka sendiri
وَمِنْهُم an diantara mereka
أَوْرَثْنَا :Kami wariskan سَابِقٌ :Yang lebih dulu
الْكِتَابَ :Kitab itu بِالْخَيْرَاتِ :Berbuat kebaikan
الَّذِينَ :Yang بِإِذْنِ اللَّهِ engan izin Allah
اصْطَفَيْنَا :Kami pilih ذَلِكَ هُوَ :Yang demikian itu adalah
مِنْ عِبَادِنَا iantara hamba hamba kami الْفَضْلُ :Karunia
فَمِنْهُمْ :Lalu diantara mereka الْكَبِيرُ :Yang amat besar
ظَالِمٌ :Menganiaya
لِّنَفْسِهِ iri mereka sendiri
وَمِنْهُم an diantara mereka
Identifikasi Tajwid :
1. Mim musyadah atau mim bertasydid
pada bacaan ثُمَّ
2. Izhar yaitu huruf nun bersukun bertemu huruf `ain pada bacaan مِنْ عِبَادِنَا
3. idgam bilagunnah yaitu huruf tanwin bertemu huruf lam pada bacaan ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ
4. idgam mimi yaitu huruf mim bersukun bertemu huruf mim pada bacaan وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ
5. izhar syafawi yaitu huru mim bersukun bertemu huruf sin pada bacaan وَمِنْهُمْ سَابِقٌ
6. iqlab yaitu tanwin bertemu huruf ba pada bacaan سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ
2. Izhar yaitu huruf nun bersukun bertemu huruf `ain pada bacaan مِنْ عِبَادِنَا
3. idgam bilagunnah yaitu huruf tanwin bertemu huruf lam pada bacaan ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ
4. idgam mimi yaitu huruf mim bersukun bertemu huruf mim pada bacaan وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ
5. izhar syafawi yaitu huru mim bersukun bertemu huruf sin pada bacaan وَمِنْهُمْ سَابِقٌ
6. iqlab yaitu tanwin bertemu huruf ba pada bacaan سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ
Isi Kandungan :
Berdasarkan surat dan ayat di atas
Ibnu Taimiyyah membagi manusia kedalam tiga derajat kedudukan manusia :
1. Golongan Dholimun Linafsih, ialah
golongan yang selalu mendholimi dan menganiaya diri sendiri. Mereka merupakan
golongan yang durhaka kepada Allah SWT, dengan meninggalkan perintaNya dan
mengerjakan Larangan laranganNya.
2. Golongan Mukhtasid, ialah golongan dari kelompok manusia yang derajatnya berada pada pertengahan, bersifat cermat dan senantiasa berhati hati dengan melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan laranganNya.
3. Golongan Sabiqun Bil Khairat, ialah golongan dari manusia yang senantiasa aktif dalam melakukan kebaikan. Golongan ini memiliki ruhiyyah yangtinggi dengan senantiasa melaksanakan yang wajib dan mengerjakan amalan amalan yang sunat. Hidupnya istiqomah dan menjauhi dari perkara perkara yang syubhat dan ragu ragu dalam kehidupan sehari hari.
2. Golongan Mukhtasid, ialah golongan dari kelompok manusia yang derajatnya berada pada pertengahan, bersifat cermat dan senantiasa berhati hati dengan melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan laranganNya.
3. Golongan Sabiqun Bil Khairat, ialah golongan dari manusia yang senantiasa aktif dalam melakukan kebaikan. Golongan ini memiliki ruhiyyah yangtinggi dengan senantiasa melaksanakan yang wajib dan mengerjakan amalan amalan yang sunat. Hidupnya istiqomah dan menjauhi dari perkara perkara yang syubhat dan ragu ragu dalam kehidupan sehari hari.
Allah swt mewariskan kitab ( Al
Quran ) kepada hamba hambanya yang terpilih untuk diamalkan dan dikerjakan apa
yang diperintahkan dan dilarang dalam kitab tersebut. Dalam kenyataanya manusia
memiliki berbagai ragam bentuk aktifitas untuk menerima dan mewarisi kitab yang
telah Allah wariskan. Ada diantara mereka menanggapi kitab Allah dengan sungguh
sungguh dan mengerjakanya dengan amal amal perbuatan baik karena mendapatkan ridho
dan izin Allah, adapula yang menerima dengan seenaknya tanpa mau mengerjakan
apalagi mentaati isi dan ajaran kitab Allah tersebut sehingga apa yang
dilakukanya sesungguhnya seperti menganiaya diri sendiri. Karena manusia yang
tidak mau beramal baik sesuai dengan kitab Allah sesungguhnya amal perbuatan
itu akan kembali pada dirinya sendiri. Dan yang lebih banyak manusia itu ada di
pertengahan yang terkadang taat namun dilain waktu manusia itu melanggar.
Kitab Allah ( Al-Quran ) merupakan
satu pedoman hidup manusia baik untuk kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan
hidup di akhirat. Agar manusia mampu meraih kedua hal tersebut maka manusia
dituntut untuk mampu memahami, membaca, dan mengamalkan apa yang terkandung
dalam kitab Allah tersebut. Orang Islam mempunyai kewajiban untuk mampu dan
dapat membaca Al-quran dengan baik dan benar, memahami arti dan maknanya, serta
mengamalkan apa yang ada didalamnya.
Sayid Sabiq dalam kitabnya telah
membagi akhlak manusia kedalam tiga tingkatan :
1. Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia
yang tingkatanya paling rendah dan sangat hina karena senantiasa mengutamakan
desakan dan bisikan hawa nafsu yang merupakan godaan syaitan.
2. Nafsu Lawwammah, ialah nafsu yang senantiasa menjaga amal manusia untuk berbuat salih dan berhati hati serta instropeksi terhadap kesalahan kesalahan apabila terperosok kedalam kemungkaran.
3. Nafsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi derajatnya karena memiliki ruhani dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan selalu melakukan kebaikan kebaikan dan beramal shalih.
2. Nafsu Lawwammah, ialah nafsu yang senantiasa menjaga amal manusia untuk berbuat salih dan berhati hati serta instropeksi terhadap kesalahan kesalahan apabila terperosok kedalam kemungkaran.
3. Nafsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi derajatnya karena memiliki ruhani dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan selalu melakukan kebaikan kebaikan dan beramal shalih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar